Mahasiswi Indonesia Dipaksa Buka Jilbab di Bandara Italia
Bandar Udara Ciampino di Roma (Foto: Wikimedia Commons)
Seorang pelajar wanita Indonesia mengalami kejadian tak menyenangkan di Bandara Ciampino Roma, Italia. Ia dihentikan memasuki area keamanan bandara dan diminta melepas jilbabnya.
Aghnia Adzkia, eks jurnalis CNN Indonesia yang sekarang menempuh studi master Digital Journalism di Goldsmiths, University of London, mengalami kejadian pahit itu dikala hendak mengambil penerbangan kembali ke London usai berlibur lima hari di Italia, Minggu (9/4).
Aghnia Adzkia dikala mengunjungi Roma (Foto: Facebook: Aghnia Adzkia)
Kejadian itu dibagikan oleh Aghnia lewat akun Facebook-nya. Ia kaget ketika petugas keamanan bandara memintanya untuk melepas jilbab ketika melewati metal detector.
"Petugas keamanan bandara Italia di Roma Ciampino meminta saya melepas jilbab untuk pengecekan keamanan dikala saya tengah bersiap terbang menuju London pada hari Minggu," ujar Aghnia menyerupai dikutip kumparan (kumparan.com) dari laman Facebook-nya.
Ketika Aghnia bertanya kenapa ia harus melepas jilbabnya, dan meminta petugas bandara untuk menawarkan aturan aturan terkait itu, petugas memintanya ikut ke private room dan menawarkan goresan pena berbahasa Italia dalam selembar kertas --yang berdasarkan si petugas, berisi aturan soal pengecekan untuk penumpang yang mengenakan jilbab.
Aghnia yang tak sanggup berbahasa Italia lalu meminta diberi kesempatan untuk menghubungi temannya di Italia, untuk mengartikan goresan pena berbahasa Italia itu ke dalam bahasa Inggris. Namun ajakan Aghnia ditolak dan ia dibawa keluar dari area keamanan bandara.
Mereka tak mempedulikan ajakan Aghnia yang menuntut kejelasan aturan mengenai pengecekan penumpang berjilbab.
"Saya tidak mempercayainya, kecuali mereka menawarkan dasar aturan atau dokumen legal yang sanggup membuktikan tindakan mereka," ujar Aghnia.
Aghnia juga melampirkan video perdebatan yang terjadi antara ia dan seorang petugas wanita di depan koridor pengamanan bandara. Dalam video tersebut, tampak Aghnia terus meminta petugas bandara untuk menawarkan peraturan yang berlaku.
Suasana menegang sehabis petugas wanita tersebut menandakan respons tak menyenangkan. Petugas tersebut bahkan membentak Aghnia ketika ia hendak menyentuhnya.
"Anda tidak sanggup menyentuh saya!" teriak petugas wanita tersebut.
"Kenapa? Apakah saya tidak aman?" kata Aghnia.
Petugas lalu membalas Aghnia dengan nada tinggi. "Karena anda tidak aman. Menurut kami, anda sanggup menyembunyikan sesuatu di rambut anda. Jika anda tidak membukanya, kami tidak akan tahu apa yang ada di dalam jilbab tersebut. Anda tidak aman."
Petugas berkukuh membawa Aghnia ke ruang pemeriksaan, namun Aghnia tetap menolaknya sepanjang ia tak diberi tahu aturan yang melandasinya.
"Buat saya, ini bukan soal saya menawarkan kepala atau rambut saya (sekalipun itu di depan perempuan). Lebih dari sekadar itu: ini perihal hak dan martabat manusia," ujarnya.
Aghnia lalu tetapkan untuk mengambil penerbangan ke London lewat titik keberangkatan lain di Italia, ialah bandara di Fiumicino.
Namun ia kembali menerima perlakuan sama persis. Kali itu Aghnia tetapkan untuk menuruti ajakan petugas dan membuka jilbabnya.
"Kali ini saya oke untuk membuka jilbab alasannya saya ingin membuktikan kepada mereka bahwa saya tidak menyembunyikan apapun dan saya bukan teroris," tegas Aghnia.
Namun lalu Aghnia melihat dengan mata kepala sendiri bahwa aturan tersebut bias. Sebab dua biarawati yang mengenakan epilog kepala dibiarkan melewati pengecekan keamanan bandara tanpa diminta membukanya.
"Apakah ini yang disebut penanganan adil dan rasa hormat? Di manakah hak asasi saya sebagai manusia?" kata dia, geram.
"Saya menyukai liburan saya di Roma, menjumpai orang-orang di sana sangat ramah. Saya hanya tak oke dengan cara petugas bandara memperlakukan saya sebagai Muslim wanita yang mengenakan hijab," ujar Aghnia.
Aghnia Adzkia menempuh kuliah master di London. (Foto: Facebook Aghnia Adzkia)
Source: kumparan.com
EmoticonEmoticon