Diberdayakan oleh Blogger.
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri cara-budidaya-tanaman-hias. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan
Menampilkan postingan yang diurutkan menurut relevansi untuk kueri cara-budidaya-tanaman-hias. Urutkan menurut tanggal Tampilkan semua postingan

Cara Gampang 100% Teknik Budidaya Tanaman Anggrek Yang Benar Terlengkap


Cara Praktis 100% Teknik Budidaya Tanaman Anggrek yang Benar Terlengkap



Berikut ini yaitu seputar informasi yang kami berikan untuk anda semuanya mengenaiBudidaya Tanaman Anggrek. Tentunya dalam menjalani kehidupan yang semakin moderen ini banyak sekali kebutuhan yang ingin kita penuhi, maka dengan perjuangan yang maksimal dan disertai doa akan terwujudnya harapan yang kita inginkan. Informasi dibawah ini yaitu sebagai penyemangat anda dalam berusaha di bidang yang anda tekuni pada dikala ini, simak baik-baik apa yang kami sampaikan. 

Budidaya Anggrek - setiap kaum perempuan niscaya menyukai bunga, salah satunya bunga anggrek. Bunga yang satu ini mempunyai banyak sekali macam bentuk bunga dan warna yang memikat hati bagi yang melihatnya. Tanaman hias yang satu ini mempunyai penampilan sangat menarik. Keindahan tumbuhan anggrek sanggup dilihat dari untaian, bentuk, warna maupun corak bunga yang sangat bervariasi. Bunga anggrek merupakan jenis bunga potong, berdaya tahan cukup manis sehingga bisa lebih tahan usang untuk dinikmati keindahannya.




PERBANYAKAN BIBIT TANAMAN ANGGREK
Perbanyakan bibit anggrek bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu perbanyakan secara generatif atau cara vegetatif. Perbanyakan generatif yaitu perbanyakan dilakukan melalui proses perkawinan atau penyerbukan, yaitu memakai biji. Sementara itu, perbanyakan vegetatif yaitu perbanyakan tumbuhan memakai belahan vegetatif tumbuhan itu sendiri, bisa dilakukan memakai teknik stek, keiki, pemisahan rumpun, maupun kultur jaringan. 
A. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Generatif
Biji anggrek bisa didapatkan dengan cara melaksanakan perkawinan atau penyerbukan buatan terlebih dahulu. Penyerbukan secara alami sangat sulit berhasil, selain harus melaksanakan pernyerbukan, biji anggrek membutuhkan waktu relatif usang hingga tumbuh menjadi bibit tanaman. Sehingga perbanyakan memakai cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya tumbuhan anggrek.

Biji anggrek sangat bergantung pada keberadaan cendawan mikoriza. Biji tumbuhan anggrek mendapat nutrisi dari sekresi cendawan mikoriza. Penyemaian biji anggrek biasanya dilakukan memakai media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas media menyerupai telah diuraikan di atas. Kemudian dijaga selalu dalam keadaan steril (pH 5,0-5,2). Biasanya biji anggrek akan berkecambah dikala berumur tiga ahad setelah semai. Saat berumur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek sanggup dipindahtanamkan ke media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas.

Media penyemaian biji anggrek tersebut memang sangat sulit didapat. Oleh alasannya yaitu itu, bagi pembudidaya tumbuhan anggrek sanggup melaksanakan penyemaian biji anggrek melalui jasa penyedia media, biasanya melalui jasa laboratorium tumbuhan anggrek. Setelah bibit tersebut bisa tumbuh di media agar-agar dalam botol maka bibit tersebut bisa diambil.
B. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Vegetatif
Perbanyakan bibit anggrek memakai cara vegetatif ini biasanya sanggup menghasilkan keturunan yang mempunyai abjad sama dengan induknya. Penyimpangan genetik biasanya terjadi alasannya yaitu faktor luar lain, menyerupai pemupukan, serangan hama penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil belahan tumbuhan tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada lahan yang telah dipersiapkan.
a. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Pemisahan Rumpun
Perbanyakan tumbuhan memakai teknik pemisahan rumpun sanggup dilakukan dengan cara memecah tunas anggrek simpodial atau berbatang semu, menyerupai Dendrobium sp. maupun Cattleya sp. Anggrek siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah dipecah, tumbuhan tersebut bisa eksklusif ditanam pada media tanam.


b. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Keiki
Keiki yaitu anakan anggrek yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas tumbuhan dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk kalau media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tumbuhan banyak yang rusak. Terhambatnya pertumbuhan akar tumbuhan tersebut mengakibatkan pertumbuhan tunas yang seharusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas tanaman. Jika tumbuhan rajin diganti media tumbuhnya, maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh alasannya yaitu itu, bila pembudidaya ingin melaksanakan perbanyakan anggrek dengan memanfaatkan keiki, maka media tanam anggrek tersebut tidak diganti.

Keiki yang akan ditanam sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm serta sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan secara hati-hati, umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk dikala pemotongan bertujuan menunjukkan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki bisa menyerap makanan sendiri, atau hingga terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak eksklusif ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis hingga terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek perbanyakan memakai cara keiki masa berbunganya lebih usang dibandingkan memakai cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp. 


c. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Cara Teknik Stek
Perbanyakan anggrek memakai teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif memakai batang atau tunas. Perbanyakan anggrek cara ini biasanya dilakukan pada tumbuhan anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta pada tumbuhan dengan cara hidup terestrial, menyerupai anggrek Arachnis sp., Vandaterestrial,maupun Aeridachnis sp..

Cara melaksanakan perbanyakan tumbuhan anggrek memakai teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil belahan tumbuhan yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tumbuhan tersebut dipotong kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles perangsang akar contohnya rooton F, kemudian ditanam pada media tanam. Pada umur enam bulan, belahan pangkal batang yang ditanam tersebut sudah tumbuh akar, biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan demikian proses perbanyakan anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil.


d. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan memakai cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah lebih banyak dibandingkan memakai perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tumbuhan sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tumbuhan anggrek yang berorientasi perjuangan atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi usul konsumen.

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK
Pemilihan Media Tanam Anggrek

Media tanam mempunyai fungsi utama sebagai kawasan tumbuh tumbuhan anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi menyimpan air maupun unsur hara yang diharapkan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, maka media tanam harus memenuhi standar pertumbuhan tumbuhan anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, gampang menyimpan air, tidak gampang diinangi penyakit, mempunyai daya aerasi cukup baik, bisa menunjukkan aksesori nutrisi tanaman, murah, serta gampang didapat.

Tanaman anggrek akan mempunyai pertumbuhan optimal kalau media tanam tersebut mempunyai derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh alasannya yaitu itu, pengecekan pH media harus dilakukan alasannya yaitu media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan maupun produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media tanam bisa dilakukan pengukuran memakai pH tester.

Penggantian media tanam gres juga harus dilakukan kalau pertumbuhan tumbuhan anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas maupun batangnya sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa mengakibatkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, supaya sanggup merangsang tumbuhnya tunas anakan baru. Media tanam yang biasa dipakai oleh pembudidaya atau penggemar anggrek di Indonesia yaitu pecahan watu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka. 

Pemupukan Tanaman Anggrek


Pemupukan merupakan acara menunjukkan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar dilakukan dengan cara menunjukkan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara menunjukkan pupuk melalui verbal daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun belahan bawah, alasannya yaitu verbal daun banyak terdapat di permukaan daun belahan bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, alasannya yaitu verbal daun ini bisa menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%.

Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tumbuhan anggrek berbeda-beda. Untuk anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tumbuhan muda, kebutuhan nutrisi atau unsur haranya yaitu 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar sanggup diberikan tiga ahad sekali. Kebutuhan pupuk untuk anggrek remaja yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan yaitu 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga ahad sekali pada media tanam.

Penyiraman Tanaman Anggrek




Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tumbuhan lain, anggrek juga akan mempunyai pertumbuhan yang optimal kalau kebutuhan air tercukupi. Namun pemberian air pada tumbuhan dilarang berlebihan, alasannya yaitu akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan gampang terjangkit penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka akan mengalami kehilangan cairan tubuh yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga sebaliknya, kalau pemberian air terlalu berlebihan, maka akarnya akan gampang terjangkit penyakit, terutama anyir akar maupun anyir pangkal batang. Jika anggrek mengalami anyir akar, maka peresapan unsur hara akan terhambat, serta tumbuhan sanggup mengalami kelayuan.

Beberapa proses dalam jaringan tumbuhan berjalan dengan dukungan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO2di dalam butir hijau daun dengan dukungan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi kalau ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh belahan tumbuhan juga memakai dukungan air. Demikian juga dengan pengangkutan bakteri fotosintesis ke akar atau belahan tumbuhan lain.

Pengairan cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh tumbuhan akan menguap kalau suhu lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ tumbuh akan layu dan alhasil mati. Namun, kalau tumbuhan yang mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali menyerupai semula sehingga tumbuhan sanggup hidup dengan normal.



Penyiraman secara hiperbola pada tumbuhan anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Air yang hiperbola akan membungkus permukaan akar tanaman, sehingga akar akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang hiperbola oleh tumbuhan juga akan mengakibatkan anggrek gampang terjangkit hama dan penyakit. Butir-butir air akan terkumpul di pucuk tumbuhan sehingga tunas anggrek akan gampang terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang terjangkit penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati.

Frekuensi dan volume pemberian air pada tumbuhan anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek monopodial, menyerupai anggrek Vanda sp., Arachnis sp., maupun Renantherasp. merupakan jenis tumbuhan yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung. Oleh alasannya yaitu itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis anggrek lain. Penyiraman pada dikala ekspresi dominan kemaru paling tidak dilakukan dua kali sehari.


Faktor Yang Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek
a. Jenis Tanaman Anggrek
Jenis tumbuhan anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh dengan intensitas sinar matahari langsung, menyerupai anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, menyerupai Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, maupun tumbuhan anggrek jenis litofit, menyerupai Dendrobium, dan Phalaenopsis, membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis anggrek yang lain. Apalagi kalau kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hati-hati alasannya yaitu justru akan mengakibatkan daun tumbuhan terbakar. Penyiraman sebaiknya memakai alat semprot yang sanggup membasahi seluruh permukaan tanaman.

Berbeda dengan jenis tumbuhan anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit(Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan saprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tumbuhan akan gampang terjangkit penyakit anyir akar.

Waktu penyiraman yang baik pada tumbuhan anggrek yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul 16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, alasannya yaitu justru menciptakan daun tumbuhan terbakar. Jika tumbuhan mengalami kekeringan pada siang hari, sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, alasannya yaitu anggrek tidak akan mengalami maut hanya alasannya yaitu kekurangan air selama beberapa jam. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas.


b. Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam bunga anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Kualitas media tanam sangat besar lengan berkuasa pada kemampuan dalam hal menyerap dan mengikat air. Dengan demikian, frekuensi dan volume pemberian air antara media tumbuhan yang satu dengan media tanam yang lain berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar kebutuhan penyiramannya berbeda dengan media tanam yang berdaya serap kecil. Pada media tanam bunga anggrek yang mempunyai daya serap air bagus, menyerupai sabut kelapa, pakis, atau kadaka, membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit yaitu cukup satu kali sehari. Sementara itu, pada media tanam yang mempunyai daya serap air rendah, menyerupai arang, becahan watu bata atau genteng, dan potongan atau serutan kayu, membutuhkan volume dan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi.


c. Kondisi Cuaca
Pada cuaca panas, dengan terik sinar matahari tinggi, penyiraman dilakukan lebih sering dengan volume air yang lebih banyak, terutama pada media yang mempunyai daya simpan air rendah. Untuk tipe anggrek panas, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah permukaan media tumbuhan tampak kering. Untuk tipe tumbuhan anggrek hirau taacuh penyiraman dilakukan dikala kelembaban udara dirasa cukup rendah dan temperatur tinggi.





Panen dan Pasca Panen
a. Panen
- Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tumbuhan anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tumbuhan angrek dewasa
berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah
kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
- Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari
pangkal tangkai bunga dengan memakai alat potong yang bersih.
- Perkiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah remaja dan sehabis 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2
tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.


b. Pasca Panen
- Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan menurut usul pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat
dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman remaja untuk tumbuhan hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tumbuhan dewasa
biasanya tumbuhan sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak
sudah mekar (kuncup tersisa 1-3 kuntum).
- Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan
sesuai dengan kebutuhan menurut tingkat kesejukan atau ukuran bunga dengan maksud untuk
mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang manis tidak turun harganya.
- Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada
saat:
a) Bunga gres saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum hingga ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan supaya penurunan mutu lebih
lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam
larutan pengawet atau air hangat (38-43 C) selama 2 jam. Larutan materi pengawet tersebut antara
lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh yaitu dengan merendam tangkainya dalam larutan gula
dengan kadar 6-8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida
(CO2) dinaikkan dengan memakai es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara
antara 0-5 C.
- Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak
melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus belahan pucuk dengan memakai kantong plastik tipis, ukuran
diadaptasi tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm
dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet
gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang hingga cukup
padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan memakai carton tape.

Budidaya Flora Hidroponik 100%, Sejarah, Syarat Pot, Media Tanamannya, Dan Keuntungan

Budidaya Tanaman Hidroponik 100%, Sejarah, Syarat Pot, Media Tanamannya, Dan Keuntungan

Sampai hari ini bercocok tanam secara hidroponik menjadi animo di semua wilayah penjuru Indonesia. Sesuai dengan namanya, budidaya tumbuhan hidroponik menggunakan air sebagai media. Sejarah hidroponik diawali dengan ditemukannya kenyataan bahwa tumbuhan sanggup berkembang atau tumbuh di dalam air. Penemuan tersebut kemudian dikembangkan menjadi salah satu metode bertanam tanpa media tanah.
Untuk mendapat tumbuhan yang lebih baik dan subur ditambahkan masakan atau nutrien yang dilarutkan. Agar tumbuhan sanggup bangun tegak di medianya digunakan penyangga gabus. Kemudian, berkembanglah banyak sekali jenis penyangga tumbuhan yang terbuat dari banyak sekali materi yang ringan dan porous.


Dalam kesehariannya sebagai hobi berkebun alangkah senang dan senang dalam berkebun dengan metode tumbuhan hidroponik. Para penggemar berkebun, yang biasanya menanam bunga kesayangannya dalam pot berisi tanah yang menjengkelkan kotornya, kini dengan cara hidroponik sanggup menikmati hasil karyanya dalam pot yang lebih higienis lantaran tidak berisi tanah kotor lagi, tetapi pasir atau kerikil yang sudah dicuci. 


Deretan bunga dan tumbuhan hias dalam pot yang dipajang sebagai penghias ruang tamu selalu mengakibatkan kepuasan batin yang tak bernilai harganya bagi penggemar hidroponik jeinis ini.


Tetapi, pada mulanya hidroponik itu gotong royong dilakukan tidak sebagi hobi di ruang tamu, melainkan secara besar-besaran di tempat lebih luas, untuk menghasilkan sayuran-mayur dan buah pola saja, melon, paprikan, cabe, dan tomat. Dari hasil panennya juga diperdagangkan dan bisa digunakan untuk kebutuhan materi pangan di rumah.


Syarat Pot Untuk Tanaman Hidroponik
Salah satu persyaratan pot hidroponik yakni bersifat tidak porous dan sanggup menahan air. Hal ini dimaksudkan biar masakan yang diberikan dalam bentuk larutan tidak mengalir dan hilang percuma. Salah satu jenis pot yang memenuhi persyaratan tersebut yakni pot plastik. Pot plastik untuk hidroponik tersedia dalam banyak sekali bentuk dan model. Jenis pot ini sanggup digolongkan dalam dua golongan yaitu pot tunggal dan pot ganda.

Pot Tunggal
Pemakaian pot tunggal ada beberapa pilihan, yaitu pot tunggal dengan lubang samping, pot dengan paralon, atau pot kombinasi. Dalam artikel selanjutnya akan dijelaskan secara rinci banyak sekali pot yang dimaksudkan.
Pot Ganda
Pot ganda terdiri dari dua kepingan berupa pot luar dan pot dalam. Pot luar berukuran lebih besar dibandingkan pot dalam dan berfungsi untuk menampung air. Sedangkan pot dalam berukuran lebih kecil dan berfungsi sebagai tempat media beserta tanamannya.
Jenis pot ini ada dua macam, yaitu pot ganda bersumbu dan pot ganda dengan indikator.Macam - Macam Media Tanaman Hidroponik.
Fungsi utama media hidroponik yakni untuk menyangga tumbuhan biar tidak roboh. Selain itu untuk menjaga kelembapan, meyimpan air, dan sanggup bersifat kapiler. Media yang digunakan harus bisa berfungsi menyerupai itu, lantaran masakan diberikan dalam bentuk larutan dan mengendap di dasar pot.
Media yang baik bersifat porous. Selain itu, sebaiknya ringan biar akar tumbuhan tidak rusak dan tumbuhan hidroponik simpel dipindah untuk perawatan. Beberapa jenis media yang memenuhi kriteria tersebut yakni sebagai berikut:

Rockwoll
Sesuai namanya, media ini dibentuk dari kerikil apung. Dilihat dari fungsinya rockwoll sangat ideal sebagai media hidroponik. Sayangnya, jenis media hidroponik ini masih diimpor sehingga harganya mahal. Tetapi sepadan dengan kualitasnya yang bisa bertahan hingga 5 tahun.
Spon
Media ini hampir sama dengan rockwoll, tetapi kualitas dibawah rockwoll. Ketahanannya hanya sekitar 2- 3 tahun.
Batu Apung
Media yang satu ini sangat baik untuk tumbuhan hidroponik. Batu Apung sangat porous dan ringan. Kelebihan lain harganya tidak mahal lantaran sanggup diperoleh dari beberapa kawasan di Indonesia.
Pecahan genting
Jenis media hidroponik ini sangat simpel didapatkan, bahkan tanpa harus mengeluarkan biaya. Kerugiannya bila menggunakan pecahan genting, media harus sering dibersihkan dari lumut yang sering tumbuh.
Pecahan kerikil bata
Dilihat dari fungsinya maupun sifatnya, pecahan kerikil bata hampir sama dengan pecahan genting. Jenis Media ini juga simpel didapat tanpa mengeluarkan biaya. Seperti halnya pecahan genting, menggunakan media pecahan kerikil bata juga harus dibersihkan lantaran simpel ditumbuhi lumut.
Sabut kelapa
Media ini sanggup juga digunakan sebagai media hidroponik yang murah meriah dan simpel didapatkan dimana saja. Meskipun demikian, jenis media ini mempunyai banyak kelemahan. Sabut kelapa memerlukan proses sterilisasi yang lebih usang dan lebih susah dibandingkan dengan media yang lain lantaran mengandung zat tanin yang membahayakan tanaman. Selain itu, sabut kelapa simpel membusuk. Secara umum penampilannya kurang menarik.
Gambut (Peat moss)
Media satu ini bersifat ringan dan porous, juga mengandung zat hara, misalnya Jiffy-7 dan cocopot. Namun, lantaran ukuran medianya terlalu kecil, penggunaannya hanya cocok untuk pembibitan, baik bibit yang akan dihidroponikkan maupun yang akan ditanam di tanah.
Potongan akar pakis
Media yang ini biasanya digunakan untuk media anggrek, juga sanggup digunakan sebagai media hidrponik.
Ijuk
Bahan pembuat sapu ini teryata sanggup dimanfaatkan untuk media hidroponik. Mendapatkannya sangat simpel dan harganya pun murah. Jenis media ini juga simpel dibersihkan. Akan tetapi, sebagai media hidroponik ijuk mempunyai penampilan yang kurang menarik dan sering menjadi sarang nyamuk.
Arang kayu
Meskipun bisa digunakan sebagai media tumbuhan hidroponik, arang mempunyai banyak kelemahan. Penampilannya kurang menarik. Yang lebih parah, arang kurang sanggup menyimpan air.
Zeolit
Media ini pertama kali digunakan di Negara Jepang. Pada dikala ini, zeolit sudah banyak digunakan oleh penggemar hidroponik di Indonesia. Bahan ini merupakan mineral bekas bubuk letusan gunung berapi yang teryata lebih cocok untuk media hidroponik dibandingkan media yang lain. Hal itu disebabkan oleh beberapa sifat neolit, seperti:

Mampu menyerap unsur-unsur hara dan mengeluarkan sesuai dengan kebutuhan tanaman, sehingga intesitas penyiraman sanggup dikurangi,
Meningkatnya proses nitrifikasi atau pengubahan nitrogen menjadi garam nitrat,
Mengandung Na, K, dan Ca, serta mempunyai pH yang cukup netral yaitu antara 6,5 - 7,
Menjaga kelembapan dengan baik,
Tidak merusak akar, serta
Mempunyaik penampilan yang indah. 
Keuntungan Budidaya Tanaman Hidroponik
Ada beberapa alasan yang manis untuk membenarkan langkah berhidroponik, selain demi kepuasan batin para hobbyist. Antara lain: kuman penyakit (bakteri dan cendawan penyebab layu) dan hama (cacing dan serangga), yang biasanya terselip dalam tanah tempat bertanam, sanggup dicegah jangan hingga hadir. Sebab, pada hidroponik tidak digunakan tanah lagi, tetapi materi lain yang higienis atau yang sudah disterilkan dulu. Juga biji gulma yang biasanya terbawa oleh tanah atau pupuk kandang, dan kemudian tumbuh menyerobot jatah masakan tumbuhan utama, akan tercegah.


Alasan lain ialah berbeda dengan bercocok tanam di lahan pertanian biasa yang tanahnya selalu merembeskan sebagian dari pupuk santunan kita ke tempat lain, menjauhi tanaman, sehingga menyulitkan perhitungan santunan pupuk (sampai pupuk ini kita lebihkan saja supaya berhasil), maka pada cara hidroponik, mineral dari pupuk yang diharapkan sanggup kita hitung lebih teliti sebanyak yang benar - benar mereka perlukan saja. Tidak perlu dilebihkan hingga boros, tetapi diberikan pada dikala - dikala yang tepat, setelah takaran sebelumnya akhir diserap tanaman.


Tetapi yang lebih penting lagi, dengan hidroponik ini kita sanggup memelihara tumbuhan lebih banyak dalam ruangan yang lebih sempit, daripada dengan cara bercocok tanam tradisional di tanah lapang terbuka. Sebab, pot atau wadah bertanam sanggup diatur lebih sanggup menghemat ruangan, tanpa mengakibatkan tumbuhan kekurangan masakan jikalau harus bersaing akhir berdesak-desakkan.


Masing-masing sudah diberi jatah masakan yang cukup, sehingga tidak perlu bersaing, meskipun berdesak-desakkan di ruang sempit. Di atas lahan pertanian biasa, mustahil kita menghemat ruangan tanpa berakibat jelek lantaran berdesakan.


Pada garis besarnya, budidaya secara hidroponik bermetamorfosis dua jenis aktivitas utama. Bercocok tanam tumbuhan hias sebagai hobi dalam rumah, dan bercocok tanam sayuran dan buah-buahan secara komersial, di kebun luar rumah.


Dalam blog ini akan dijelaskan sejumlah pengertian yang diharapkan untuk bercocok tanam secara hidrponik, dan tata cara penyelenggaraannya yang arahnya sudah berbeda-beda, dengan keinginan para peminat yang tetapkan untuk mulai berhidroponik, tidak akan salah langkah.
source: here

Cara Budidaya Flora Hias Gampang Dan Mudah Terbaru, Terlengkap 199%

Informasi yang banyak sangat membantu bagi kita untuk melancarkan perjuangan yang sedang kita tekuni. Berikut ini kam menunjukkan info mengenai Budidaya Tanaman Hias untuk anda semuanya. Dengan menyimak apa yang kami berikan semoga sanggup sedikit membantu apa yang sahabat sedang butuhkan. Simak baik-baik info di bawah ini. 


Mawar merupakan tumbuhan hias berupa herba dengan batang berduri. Mawar yang dikenal nama bunga ros atau Ratu Bunga merupakan simbol atau lambang kehidupan religi dalam peradaban manusia. Bunga ini juga sering digunakan oleh para sampaumur untuk diberikan pada kekasih sebagai tanda cintanya. Bunga ini banyak ditanam dihalaman rumah. Bunga yang berwarna merah yang menghiasi rumah menjadi lebih indah ini gampang untuk ditanam.




Di Indonesia berkembang aneka jenis mawar bibit unggul yang berasal dari Holand (Belanda). Mawar yang banyak peminatnya ialah tipe Hybrid Tea dan Medium, mempunyai variasi warna bunga cukup banyak, mulai putih hingga merah padam dan tingkat produktivitas tinggi: 120-280 kuntum bunga/m2 /tahun.


SYARAT TUMBUH

1. Iklim
a . Angin tidak mensugesti dalam pertumbuhan bunga mawar.
b. Curah hujan bagi pertumbuhan bunga mawar yang baik ialah 1500-3000 mm/tahun. Memerlukan sinar matahari 5-6 jam per hari. Di kawasan cukup sinar matahari, mawar akan rajin dan lebih cepat berbunga serta berbatang kokoh. Sinar matahari pagi lebih baik dari pada sinar matahari sore, yang mengakibatkan pengeringan tanaman.
c. Tanaman mawar mempunyai daya pembiasaan sangat luas terhadap lingkungan tumbuh, sanggup ditanam di kawasan beriklim dingin/sub-tropis maupun di kawasan panas/tropis. Suhu udara sejuk 18-26 derajat C dan kelembaban 70-80 %.


2. Media Tanam
> Penanaman dilakukan secara eksklusif pada tanah secara permanen di kebun atau di dalam pot. Tanaman mawar cocok pada tanah liat berpasir (kandungan liat 20-30 %), subur, gembur, banyak materi organik, aerasi dan drainase baik.
> Pada tanah latosol, andosol yang mempunyai sifat fisik dan kesuburan tanah yang cukup baik.
> Derajat keasaman tanah yang ideal ialah PH=5,5-7,0. Pada tanah asam (pH 5,0) perlu pengapuran kapur Dolomit, Calcit atupun Zeagro takaran 4-5 ton/hektar.
Pemberian kapur bertujuan untuk menaikan pH tanah, menambah unsur-unsur Ca dan Mg, memperbaiki kehidupan mikroorganisme, memperbaiki bintil-bintil akar, mengurangi keracunan Fe, Mn, dan Al, serta menambah ketersediaan unsurunsur P dan Mo. Tanah berpori-pori sangat dibutuhkan oleh akar mawar.

Pembibitan
1. Persyaratan Bibit
Supaya biji tumbuh dengan baik, pilih biji yang sehat dengan memasukan ke dalam air (yang baik akan tenggelam, yang mengapung dibuang).


2. Penyiapan Benih
Tahap-tahap penyiapan benih tumbuhan dari biji:
a) Pemilihan buah
- Pilih buah mawar dari tumbuhan induk yang sudah produktif berbunga dan jenis unggul sesuai keinginan.
- Petik buah mawar terpilih yang sudah matang (masak) di pohon.


3. Teknik Penyemaian Benih
a) Ambil (angkat) biji-biji mawar dari buah yang telah membusuk dalam media semai.
b) Pilih biji-biji mawar yang baik, yaitu bernas yang karam kalau dimasukkan ke dalam air
c) Cuci biji mawar dengan air bersih.
d) Tiriskan biji-biji mawar terpilih ditempat teduh untuk segera disemaikan pada kolam persemaian.
e) Semaikan biji mawar secara merata berdasarkan barisan pada jarak antar-baris 5- 10 cm. Biji akan berkecambah pada umur empat ahad sehabis semai.


4. Pemeliharaan Pembibitan/Penyemaian
a) Siram media persemaian mawar secara kontinu 1-2 kali sehari.
b) Sapih (perjarang) bibit mawar yang sudah cukup besar ke dalam polybag kecil yang sudah diisi media adonan tanah, pasir dan pupuk organik (1:1:1).


5. Pemindahan Bibit
Pindahkan tanam bibit mawar yang sudah berumur 22 bulan ke kebun/tempat penanaman yang tetap (permanen).




Tempat penanaman mawar sanggup dilakukan di lahan kebun, taman dan dalam pot. Tata cara penyiapan lahan untuk kebun mawar agak berbeda dengan dalam pot/polybag.
Persiapan:
a. Penyiapan lahan kebun/taman
- Lahan untuk kebun/taman mawar dipilih tanah gembur, subur dan menerima sinar matahari eksklusif (terbuka).
- Bersihkan lokasi kebun dari rumput-rumput liar/batu kerikil.
b. Penyiapan media dalam pot
- Siapakan media tanam berupa tanah subur, pupuk organik (pupuk kandang, kompos, Super TW Plus) dan pasir. Komposisi media adonan tanah, pupuk kandang, kompos dan pasir, 1:1:1. Campuran tanah dengan Super TW Plus perbandingan 6:1.
- Sediakan pot yang ukurannya diubahsuaikan dengan besar kecilnya tumbuhan mawar. Pot yang paling baik ialah pot yang terbuat dari materi tanah dan tidak dicat.
- Siapkan bahan-bahan penunjang lainnya menyerupai pecahan bata merah atau genteng atau arang. Bahan tersebut sanggup berfungsi sebagai pengisap kelebihan air (drainase) dan memudahkan sewaktu pemindahan tumbuhan ke pot atau tempat tanam yang baru.
c. Pengisian media tanam ke dalam pot
- Dasar pot dilubangi untuk kelebihan air.
- Basahi pot dengan air hingga cukup basah.
- Isikan pecahan bata merah/genting/arang pada dasar pot setebal ±1 cm hingga sepertiga belahan pot, lubang pembuangan air di dasar pot jangan tersumbat.
- Isikan serasah (humus) secara merata setebal ± 1cm di atas lapisan bata merah/genting.
- Isikan media tanam adonan tanah, pasir dan pupuk kandang/ kompos (1:1:1) atau adonan tanah dengan pupuk organik Super TW Plus (6:1) ditambah sedikit bubuk dapur. Pengisian media hingga 90 % penuh atau 0,5- 1,0 cm di bawah batas permukaan pot sebelah atas. Pot siap ditanami bibit (tanaman) mawar.
d. Pembukaan Lahan
a)Tanah dicangkul/dibajak sedalam ± 30 cm hingga gembur.
b) Biarkan tanah dikeringanginkan selama 15–30 hari semoga matang dan bebas dari gas-gas beracun.
e. Pembentukan Bedengan
Buat bedengan-bedengan dengan ukuran lebar 100-120 cm, tinggi 30 cm, jarak antar bedengan 30-40 cm, dan panjangnya tergantung keadaan lahan. Bila akan dirancang taman mawar yang asimetris, maka penyiapan lahannya dibentuk bentukbentuk yang diinginkan, contohnya lingkaran (bulat) atau guludan-guludan yang harmonis dengan lingkungan sekitarnya.
f. Pemupukan
Pupuk organik (pupuk kandang/kompos) 20-30 ton/hektar atau Super TW Plus 4-5 ton/hektar diberikan secara disebar dan dicampur merata bersama tanah sambil merapikan lahan (bedengan). Pemberian pupuk organik dengan dimasukkan (diisikan) ke dalam lubang tanam rata-rata 1-2 kg/tanaman.


Teknik Penanaman

a. Penentuan Pola Tanam
Buat lubang tanam pada jarak 60×60 cm atau 70×70 cm, tergantung jenis mawar dan kesuburan tanahnya.
b. Pembuatan Lubang Tanam
Untuk menciptakan lubang dibutuhkan sekop melengkung supaya diperoleh lubang berbentuk silindris. Ukuran lubang 45×45×45 cm. Kedalaman yang baik yaitu kalau tumbuhan diletakkan dalam lubang, kedudukan belahan percabangan utama (bud union) letaknya sejajar dengan permukaan tanah. Akar mawar tidak sanggup menembus tanah terlalu dalam, maka tidak perlu mencangkul tanah terlalu dalam, cukup 45–55 cm.

Pada ketika menciptakan lubang, tanah di permukaan (top soil), sub-soil dikumpulkan terpisah, alasannya ialah akan digunakan untuk menutup lubang kembali. Bila kawasan itu tertutup rumput, harus diambil dalam bentuk lempengan-lempengan dan diletakkan di tempat teduh, untuk digunakan sebagai pupuk, dengan memasukkannya ke dalam lubang. Lempengan rumput diletakkan terbalik. Top soil dicampur dengan materi organik (seperti kompos, pupuk hijau, pupuk sangkar dan sebagainya) perbandingan 4 belahan tanah dan 1 belahan materi organik. Lubang ditimbuni sub-soil dicampur dengan materi organik (dalam jumlah lebih banyak dari pada adonan untuk top soil) dan super fosfat (dapat juga digunakan tepung tulang) 20%. Jumlah super fosfat 1,5-2 kg per 10 m2 tanah, tepung tulang 1,5-3 kg per 10 m2. Lubang diisi top soil dan materi organik hingga membentuk gundukan.






Waktu tanam mawar ialah pada awal ekspresi dominan hujan (bila keadaan airnya memadai sanggup dilakukan sepanjang musim/tahun. Tanaman mawar yang ditanam berupa bibit cabutan (tanpa tanah), dan bibit yang berasal dari polybag.

Cara penanaman bibit mawar cabutan :
a. Bongkar bibit tumbuhan mawar dari kebun pembibitan secara cabutan.
b. Potong sebagian batang dan cabang-cabangnya, sisakan 20–25 cm semoga habitus tumbuhan menjadi perdu (pendek).
c. Potong sebagian akar-akarnya dengan gunting pangkas tajam dan steril.
d. Rendam bibit mawar dalam air atu larutan Zat Pengatur Tumbuh (ZPT) menyerupai Dekamon 1–2 cc/liter selama 15–30 menit.
e. Tanam bibit mawar di tengah-tengah lubang tanam dan akarnya diatur menyebar ke semua arah. Timbun (urug) dengan tanah hingga batas pangkal leher batang.
f. Padatkan tanah di sekeliling batang tumbuhan mawar pelan-pelan semoga akarakarnya sanggup kontak eksklusif dengan air tanah.
g. Siram tanah di sekeliling perakaran tumbuhan hingga basah.
h. Pasang naungan sementara dari anyaman bambu/bahan lain untuk melindugi tumbuhan mawar dari teriknya sinar matahari sore hari.

Penanaman bibit mawar dari polybag berbeda dengan penanaman bibit mawar cabutan. Bibit mawar dari polybag dipindahtanamkan secara lengkap bersama tanah dan akar-akarnya.


Tata cara penanaman bibit mawar dari polybag ialah sebagai berikut:
a. Siram media dalam polybag yang berisi bibit mawar hingga cukup basah.
b. Angkat polybag kemudian balikkan posisinya sambil ditekuk-tekuk belahan dasarnya semoga bibit mawar bersama tanah dan akar-akarnya terlepas (keluar) dari polybag. Bila polybag berukuran besar, maka pengeluaran bibit mawar sanggup dengan cara menyobek atau menyayat polybag tersebut.
c. Tanamkan bibit mawar ke dalam lubang tanam yang telah disiapkan jauh hari sebelumnya. Letak bibit mawar sempurna di tengah-tengah lubang tanam, kemudian urug dengan tanah hingga penuh sambil dipadatkan pelan-pelan
d. Siram tanah di sekeliling perakaran tumbuhan mawar hingga cukup basah. Bibit mawar akan eksklusif segar dan tumbuh tanpa melalui pelayuan atau istirahat dulu.


Pemeliharaan Tanaman

a. Penyiangan
Kegiatan penyiangan biasanya bersamaan dengan pemupukan semoga sanggup menghemat biaya dan tenaga kerja. Rumput liar yang tumbuh pada selokan/parit antar bedengan dibersihkan semoga tidak menjadi sarang hama dan penyakit. Penyiangan sebulan sekali (tergantung pertumbuhan gulma), dengan mencabut rumput-rumput liar (gulma) secara hati-hati semoga tidak merusak akar tumbuhan atau membersihkan dengan alat bantu kored/cangkul.
b. Pemupukan
Jenis dan takaran (takaran) pupuk yang dianjurkan untuk tumbuhan mawar ialah pupuk NPK (5-10-5) sebanyak 5 gram/tanaman. Bila pertumbuhan tunas lambat dipupuk NPK pada perbandingan 10:10:5, kalau tangkainya lemah perbandingan pupuk NPK 5:15:5. Jenis dan takaran pupuk lain ialah adonan pupuk yang terdiri atas: 90–135 kg N ditambah 400 kg P2O5 ditambah 120 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan 200– 300 kg Urea ditambah 840 kg TSP ditambah 250 kg KCL/ha/tahun. Berdasarkan hasil penelitian Balai Penelitian Hortikultura (Balitro), tumbuhan mawar perlu dipupuk pupuk NPK 5 gram/pohon pada ketika tanam atau 7–15 hari sehabis tanam.

Pemupukan berikutnya secara kontinu tiap 3–4 bulan sekali, tergantung keadaan pertumbuhan tanaman. Dosis dan jenis pupuk yang dianjurkan ialah adonan pupuk Nitrogen 600 kg N ditambah Fosfat 1000 kg P2O5 ditambah Kalium 400 kg K2O/ha/tahun atau setara dengan urea ± 1350 kg ditambah TSP 2100 kg ditambah KCL 800 kg/ha/tahun. Tiap kali pemupukan diberikan 1/4 - 1/3 takaran pupuk 337,5–450 kg Urea ditambah 525–700 kg TSP ditambah 100–133 kg KCl per hektar. Pemberian pupuk sebaiknya pada ketika sebelum berbunga, sedang berbunga, dan sehabis kuntum bunga layu. Cara sumbangan pupuk dengan ditabur dalam paritparit kecil dan dangkal diantara barisan tumbuhan atau di sekeliling tajuk tanaman, kemudian ditutup dengan tanah tipis dan segera disiram hingga cukup basah.
c. Pengairan dan Penyiraman
Pengairan dan penyiraman dilakukan:
- Pada fase awal pertumbuhan (sekitar umur 1-2 bulan sehabis tanam), dilakukan secara kontinu tiap hari 1-2 kali. Pengairan berikutnya berangsur-angsur dikurangi atau tergantung keadaan cuaca dan jenis tanah (media).
- Waktu sumbangan air yang baik pada pagi dan sore hari, ketika suhu udara dan penguapan air dari tanah tidak terlalu tinggi.
- Cara pengairan ialah dengan disiram secara merata memakai alat bantu emrat (gembor).


Panen

1. Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Ciri-ciri bunga mawar siap dipetik (dipanen) untuk tujuan sebagai bunga potong : kuntum bunganya belum mekar penuh dan berukuran normal. Untuk tujuan bunga tabur pemetikan bunga pada stadium sehabis mekar penuh.
Waktu panen yang ideal ialah pagi atau sore hari (saat suhu udara dan penguapan air tidak terlalu tinggi). Di beberapa pusat produsen bunga potong melaksanakan pemetikan bunga mawar pada malam hari.
2. Cara Pemetikan Bunga
Cara panen bunga mawar ialah dengan memotong tangkai bunga pada belahan dasar (pangkal) atau disertakan dengan beberapa tangkai daun. Alat pemotong bunga mawar sanggup berupa pisau ataupun gunting pangkas yang tajam, higienis dan steril.
3. Periode Panen
Tanaman mawar yang bibitnya berasal dari stek ataupun okulasi sanggup dipanen pada umur 4-5 bulan sehabis tanam atau tergantung varietas dan kesuburan pertumbuhannya. Pembuangan ini akan produktif bertahun-tahun berkisar 3-5 tahun.


Pasca Panen
1. Pengumpulan
1) Pengumpulan pascapanen bunga potong mawar:
a)Kumpulkan bunga segera seusai panen dan masukkan ke dalam wadah (ember) yang berisi air bersih. Posisi tangkai bunga diatur sebelah bawah terendam air.
b) Angkut seluruh hasil panen ke tempat pengumpulan hasil untuk memudahkan penanganan berikutnya.
2) Pengumpulan pascapanen bunga mawar tabur:

Kumpulkan kuntum bunga mawar yang gres dipetik ke dalam suatu wadah (keranjang plastik, tampah/ember berisi air bersih).


2. Penyortiran dan Penggolongan
1)Sortir bunga yang rusak, layu dan busuk pisahkan secara tersendiri.
2) Klasifikasikan bunga berdasarkan jenis, ukuran bunga, panjang tangkai bunga dan warna bunga yang seragam. Pengklasifikasian berdasarkan panjang tangkai bunga dipisahkan ke dalam dua grade. Grade A bunga dengan panjang tangkai lebih dari 60 cm, grade B panjang tangkai kurang dari 60 cm.


3. Penyimpanan
1)Untuk bunga potong mawar, simpan bunga yang telah dikemas ke dalam ruang penyimpanan bersuhu masbodoh (cold storage) dengan kelembaban relatif stabil 90 %.
2) Untuk bunga mawar tabur, simpan di tempat/ruangan teduh, dingin, lembab, dan sirkulasi udara baik.


4. Pengemasan dan Pengangkutan
1) Ikat bunga yang telah diklasifikasikan dan disatukan menjadi suatu ikatan-ikatan. Tiap ikatan berisi 20 tangkai bunga.
2) Kemas ikatan-ikatan bunga tadi ke dalam keranjang/dos karton dan sirkulasi udara baik.
3) Angkut bunga mawar ke tempat target pasar.
4) Alasi pangkai tangkai bunga dengan kapas berair atau masukkan ke dalam botol plastik berisi air, terutama untuk tujuan pengiriman jarak jauh.
5) Tambahkan remukan es di sekitar wadah (kontainer) bunga mawar semoga kondisi ruangan alat angkut cukup masbodoh dan lembab.


5. Pengemasan
Bunga mawar segar dikemas dengan kotak karton yang gres dan kokoh, baik, higienis dan kering serta berventilasi. Jumlah tangkai sebanyak 15-20 tangkai diikat dan dibungkus. Kemudian dimasukkan ke dalam kemasan karton. Kemasan lain dengan bobot dan jumlah tangkai tertentu sanggup digunakan atasdasar janji antara pihak penjual dan pihak pembeli. Ujung tangkai bunga dimasukkan ke dalam kantong plastik berisi kapas berair mengandung materi pengawet.
source: here