Cara Gampang 100% Teknik Budidaya Tanaman Anggrek Yang Benar Terlengkap

Share:

Cara Praktis 100% Teknik Budidaya Tanaman Anggrek yang Benar Terlengkap



Advertisement
 
Advertisement
 
Berikut ini yaitu seputar informasi yang kami berikan untuk anda semuanya mengenaiBudidaya Tanaman Anggrek. Tentunya dalam menjalani kehidupan yang semakin moderen ini banyak sekali kebutuhan yang ingin kita penuhi, maka dengan perjuangan yang maksimal dan disertai doa akan terwujudnya harapan yang kita inginkan. Informasi dibawah ini yaitu sebagai penyemangat anda dalam berusaha di bidang yang anda tekuni pada dikala ini, simak baik-baik apa yang kami sampaikan. 

Budidaya Anggrek - setiap kaum perempuan niscaya menyukai bunga, salah satunya bunga anggrek. Bunga yang satu ini mempunyai banyak sekali macam bentuk bunga dan warna yang memikat hati bagi yang melihatnya. Tanaman hias yang satu ini mempunyai penampilan sangat menarik. Keindahan tumbuhan anggrek sanggup dilihat dari untaian, bentuk, warna maupun corak bunga yang sangat bervariasi. Bunga anggrek merupakan jenis bunga potong, berdaya tahan cukup manis sehingga bisa lebih tahan usang untuk dinikmati keindahannya.




PERBANYAKAN BIBIT TANAMAN ANGGREK
Perbanyakan bibit anggrek bisa dilakukan melalui dua cara, yaitu perbanyakan secara generatif atau cara vegetatif. Perbanyakan generatif yaitu perbanyakan dilakukan melalui proses perkawinan atau penyerbukan, yaitu memakai biji. Sementara itu, perbanyakan vegetatif yaitu perbanyakan tumbuhan memakai belahan vegetatif tumbuhan itu sendiri, bisa dilakukan memakai teknik stek, keiki, pemisahan rumpun, maupun kultur jaringan. 
A. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Generatif
Biji anggrek bisa didapatkan dengan cara melaksanakan perkawinan atau penyerbukan buatan terlebih dahulu. Penyerbukan secara alami sangat sulit berhasil, selain harus melaksanakan pernyerbukan, biji anggrek membutuhkan waktu relatif usang hingga tumbuh menjadi bibit tanaman. Sehingga perbanyakan memakai cara ini jarang dilakukan oleh pembudidaya tumbuhan anggrek.

Biji anggrek sangat bergantung pada keberadaan cendawan mikoriza. Biji tumbuhan anggrek mendapat nutrisi dari sekresi cendawan mikoriza. Penyemaian biji anggrek biasanya dilakukan memakai media yang terdiri dari kalsium nitrat 1 gram, monobasicpotasium fosfat 0,25 gram, magnesium sulfat 0,25 gram, amonium sulfat 0,50 gram, sukrosa 20 gram, ferro sulfat 0,025 gram, mangaan sulfat 0,0075 gram, agar-agar 10-20 gram serta air kelapa 100-150 cc. Biji tersebut ditebar di atas media menyerupai telah diuraikan di atas. Kemudian dijaga selalu dalam keadaan steril (pH 5,0-5,2). Biasanya biji anggrek akan berkecambah dikala berumur tiga ahad setelah semai. Saat berumur 9-12 bulan setelah semai, bibit anggrek sanggup dipindahtanamkan ke media yang lebih besar atau ke dalam pot komunitas.

Media penyemaian biji anggrek tersebut memang sangat sulit didapat. Oleh alasannya yaitu itu, bagi pembudidaya tumbuhan anggrek sanggup melaksanakan penyemaian biji anggrek melalui jasa penyedia media, biasanya melalui jasa laboratorium tumbuhan anggrek. Setelah bibit tersebut bisa tumbuh di media agar-agar dalam botol maka bibit tersebut bisa diambil.
B. Perbanyakan Tanaman Anggrek Secara Vegetatif
Perbanyakan bibit anggrek memakai cara vegetatif ini biasanya sanggup menghasilkan keturunan yang mempunyai abjad sama dengan induknya. Penyimpangan genetik biasanya terjadi alasannya yaitu faktor luar lain, menyerupai pemupukan, serangan hama penyakit, maupun kondisi lingkungan. Perbanyakan vegetatif dilakukan dengan cara mengambil belahan tumbuhan tertentu kemudian menanamnya secara terpisah pada lahan yang telah dipersiapkan.
a. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Pemisahan Rumpun
Perbanyakan tumbuhan memakai teknik pemisahan rumpun sanggup dilakukan dengan cara memecah tunas anggrek simpodial atau berbatang semu, menyerupai Dendrobium sp. maupun Cattleya sp. Anggrek siap dipecah sebaiknya dipilih yang bercabang 3-5. Setelah dipecah, tumbuhan tersebut bisa eksklusif ditanam pada media tanam.


b. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Keiki
Keiki yaitu anakan anggrek yang tumbuh liar di ujung umbi. Keiki ini berupa tunas yang muncul di ruas-ruas tumbuhan dewasa. Keiki atau tunas liar tersebut akan terbentuk kalau media tanam tidak pernah diganti, sehingga akar tumbuhan banyak yang rusak. Terhambatnya pertumbuhan akar tumbuhan tersebut mengakibatkan pertumbuhan tunas yang seharusnya muncul pada pangkal batang pindah ke ruas tanaman. Jika tumbuhan rajin diganti media tumbuhnya, maka kemungkinan muncul keiki sangat kecil. Oleh alasannya yaitu itu, bila pembudidaya ingin melaksanakan perbanyakan anggrek dengan memanfaatkan keiki, maka media tanam anggrek tersebut tidak diganti.

Keiki yang akan ditanam sebaiknya dicari yang berukuran panjang kurang lebih 20 cm serta sudah menghasilkan akar sebanyak 3-4 helai. Pemotongan dilakukan secara hati-hati, umbi induk harus ikut terangkat. Menyertakan umbi induk dikala pemotongan bertujuan menunjukkan cadangan makanan pada keiki sebelum keiki bisa menyerap makanan sendiri, atau hingga terbentuknya akar. Keiki sebaiknya tidak eksklusif ditanam tetapi ditempelkan dulu di lempengan pakis hingga terjadi penambahan umbi. Jika umbi sudah terbentuk 2-3 buah, keiki siap dipindahkan ke pot. Anggrek perbanyakan memakai cara keiki masa berbunganya lebih usang dibandingkan memakai cara pemisahan rumpun. Perbanyakan anggrek dengan keiki ini hanya bisa dilakukan pada anggrek Dendrobium sp. 


c. Perbanyakan Tanaman Anggrek Dengan Cara Teknik Stek
Perbanyakan anggrek memakai teknik stek merupakan cara perbanyakan vegetatif memakai batang atau tunas. Perbanyakan anggrek cara ini biasanya dilakukan pada tumbuhan anggrek berbatang satu atau anggrek jenis monopodial, serta pada tumbuhan dengan cara hidup terestrial, menyerupai anggrek Arachnis sp., Vandaterestrial,maupun Aeridachnis sp..

Cara melaksanakan perbanyakan tumbuhan anggrek memakai teknik stek ini bisa dilakukan dengan mengambil belahan tumbuhan yang tingginya sudah mencapai dua meter atau lebih. Batang tumbuhan tersebut dipotong kira-kira 80 cm dari pucuk tanaman. Bekas potongan batang tersebut dioles perangsang akar contohnya rooton F, kemudian ditanam pada media tanam. Pada umur enam bulan, belahan pangkal batang yang ditanam tersebut sudah tumbuh akar, biasanya sudah muncul tunas-tunas baru. Dengan demikian proses perbanyakan anggrek tersebut bisa dikatakan berhasil.


d. Perbanyakan Tanaman Anggrek Menggunakan Teknik Kultur Jaringan
Perbanyakan memakai cara ini akan menghasilkan bibit dalam jumlah lebih banyak dibandingkan memakai perbanyakan cara lainnya. Hanya dengan sebagian kecil dan jaringan tumbuhan sudah bisa diperoleh ribuan bibit. Perbanyakan ini umumnya dilakukan pembudidaya tumbuhan anggrek yang berorientasi perjuangan atau bisnis dalam skala besar, untuk memenuhi usul konsumen.

BUDIDAYA TANAMAN ANGGREK
Pemilihan Media Tanam Anggrek

Media tanam mempunyai fungsi utama sebagai kawasan tumbuh tumbuhan anggrek. Selain itu, media tanam juga berfungsi menyimpan air maupun unsur hara yang diharapkan bagi pertumbuhan tanaman. Untuk mendukung fungsi-fungsi tersebut, maka media tanam harus memenuhi standar pertumbuhan tumbuhan anggrek. Beberapa kondisi media tanam yang memenuhi standar tersebut antara lain, media harus poros, gampang menyimpan air, tidak gampang diinangi penyakit, mempunyai daya aerasi cukup baik, bisa menunjukkan aksesori nutrisi tanaman, murah, serta gampang didapat.

Tanaman anggrek akan mempunyai pertumbuhan optimal kalau media tanam tersebut mempunyai derajat keasaman (pH) antara 6-6,8. Oleh alasannya yaitu itu, pengecekan pH media harus dilakukan alasannya yaitu media tanam ini sangat mempengaruhi laju pertumbuhan maupun produksi bunga anggrek yang dibudidayakan. Untuk mengetahui pH media tanam bisa dilakukan pengukuran memakai pH tester.

Penggantian media tanam gres juga harus dilakukan kalau pertumbuhan tumbuhan anggrek sudah terlalu padat atau jumlah tunas maupun batangnya sudah terlalu padat dalam satu pot; kondisi media tanam sudah hancur, yang bisa mengakibatkan media menjadi asam; dan setelah selesai berbunga, supaya sanggup merangsang tumbuhnya tunas anakan baru. Media tanam yang biasa dipakai oleh pembudidaya atau penggemar anggrek di Indonesia yaitu pecahan watu bata atau genteng, serutan atau potongan kayu, sabut kelapa, arang kayu, serta moss kadaka. 

Pemupukan Tanaman Anggrek


Pemupukan merupakan acara menunjukkan nutrisi atau unsur hara yang diberikan kepada tanaman. Pemupukan bisa dilakukan melalui akar maupun daun. Pemupukan melalui akar dilakukan dengan cara menunjukkan pupuk pada media tanaman. Sedangakan pemupukan melalui daun dilakukan dengan cara menunjukkan pupuk melalui verbal daun. Pemberian pupuk melalui daun biasanya dilakukan dengan penyemprotan pupuk pada permukaan daun, terutama permukaan daun belahan bawah, alasannya yaitu verbal daun banyak terdapat di permukaan daun belahan bawah. Pemupukan lewat daun ini lebih afektif, alasannya yaitu verbal daun ini bisa menyerap pupuk yang diberikan sebanyak 90%.

Kebutuhan unsur hara pada setiap fese pertumbuhan tumbuhan anggrek berbeda-beda. Untuk anggrek yang masih pada fase pembibitan membutuhkan unsur hara nitrogen lebih tinggi, yaitu 60% N, 30% P, dan 10% K. Pupuk diberikan cukup sekali melalui daun selama fase pembibitan. Pada fase tumbuhan muda, kebutuhan nutrisi atau unsur haranya yaitu 30% N, 30% P, dan 30% K. Pemberian pupuk melalui daun cukup diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan melalui akar sanggup diberikan tiga ahad sekali. Kebutuhan pupuk untuk anggrek remaja yang sudah memasuki fase generatif atau pembungaan yaitu 10% N, 60% P, dan 30% K. Pemupukan lewat daun diberikan seminggu sekali, sedangkan pemupukan lewat akar bisa diberikan tiga ahad sekali pada media tanam.

Penyiraman Tanaman Anggrek




Air merupakan kebutuhan pokok mahluk hidup. Seperti halnya tumbuhan lain, anggrek juga akan mempunyai pertumbuhan yang optimal kalau kebutuhan air tercukupi. Namun pemberian air pada tumbuhan dilarang berlebihan, alasannya yaitu akan mengakibatkan media tanam terlalu lembab dan gampang terjangkit penyakit. Jika media tanam terlalu kering, maka akan mengalami kehilangan cairan tubuh yang ditandai dengan mengerutnya umbi semu. Demikian juga sebaliknya, kalau pemberian air terlalu berlebihan, maka akarnya akan gampang terjangkit penyakit, terutama anyir akar maupun anyir pangkal batang. Jika anggrek mengalami anyir akar, maka peresapan unsur hara akan terhambat, serta tumbuhan sanggup mengalami kelayuan.

Beberapa proses dalam jaringan tumbuhan berjalan dengan dukungan air. Misalnya, fotosintesis berupa asimilasi CO2di dalam butir hijau daun dengan dukungan cahaya. Asimilasi protein pun hanya mungkin terjadi kalau ketersediaan air mencukupi. Pengangkutan unsur hara dari akar ke seluruh belahan tumbuhan juga memakai dukungan air. Demikian juga dengan pengangkutan bakteri fotosintesis ke akar atau belahan tumbuhan lain.

Pengairan cukup akan mempengaruhi proses respirasi pada tanaman. Tanaman anggrek akan menyerap air untuk menopang pertumbuhannya. Air yang telah diserap oleh tumbuhan akan menguap kalau suhu lingkungan terlalu tinggi kemudian dengan cadangan air yang cukup, akan menurunkan suhu tanaman. Tanaman yang mengalami kekurangan air maka tekanan turgor akan menyusut atau berkurang sehingga organ tumbuh akan layu dan alhasil mati. Namun, kalau tumbuhan yang mengalami kekurangan air tersebut belum melewati titik layu permanen, dengan pemberian air yang tepat, maka turgor sel akan kembali menyerupai semula sehingga tumbuhan sanggup hidup dengan normal.



Penyiraman secara hiperbola pada tumbuhan anggrek akan mengakibatkan pertumbuhan terganggu. Air yang hiperbola akan membungkus permukaan akar tanaman, sehingga akar akan kesulitan bernafas. Penyerapan air yang hiperbola oleh tumbuhan juga akan mengakibatkan anggrek gampang terjangkit hama dan penyakit. Butir-butir air akan terkumpul di pucuk tumbuhan sehingga tunas anggrek akan gampang terinfeksi oleh cendawan atau bekteri. Tunas yang terjangkit penyakit akan berwarna cokelat kehitaman dan akhirnnya mati.

Frekuensi dan volume pemberian air pada tumbuhan anggrek berbeda-beda, tergantung pada jenis dan keadaan lingkungan. Tanaman anggrek monopodial, menyerupai anggrek Vanda sp., Arachnis sp., maupun Renantherasp. merupakan jenis tumbuhan yang membutuhkan intensitas cahaya matahari langsung. Oleh alasannya yaitu itu, jenis anggrek ini membutuhkan air lebih banyak dibanding jenis anggrek lain. Penyiraman pada dikala ekspresi dominan kemaru paling tidak dilakukan dua kali sehari.


Faktor Yang Menentukan Frekuensi Dan Volume Penyiraman Pada Tanaman Anggrek
a. Jenis Tanaman Anggrek
Jenis tumbuhan anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Tanaman anggrek yang tumbuh dengan intensitas sinar matahari langsung, menyerupai anggrek terestrial atau jenis anggrek tanah, menyerupai Vanda, Renanthera, Arachnis, dan Renanthera, maupun tumbuhan anggrek jenis litofit, menyerupai Dendrobium, dan Phalaenopsis, membutuhkan air yang lebih banyak dibanding dengan jenis anggrek yang lain. Apalagi kalau kondisi cuaca sangat panas, pemberian air harus dilakukan lebih banyak. Penyiraman pada siang hari harus dilakukan dengan hati-hati alasannya yaitu justru akan mengakibatkan daun tumbuhan terbakar. Penyiraman sebaiknya memakai alat semprot yang sanggup membasahi seluruh permukaan tanaman.

Berbeda dengan jenis tumbuhan anggrek di atas, untuk jenis anggrek epifit(Cattleya dan Oncidium), semi-epifit (Brassavola, Epidendrum, Laelia), dan saprofit (Goodyera), kebutuhan akan air lebih sedikit. Pemberian air cukup dilakukan satu kali sehari. Tanaman anggrek jenis ini sangat rentan terhadap kelebihan air. Jika terjadi kejenuhan air, maka tumbuhan akan gampang terjangkit penyakit anyir akar.

Waktu penyiraman yang baik pada tumbuhan anggrek yaitu pada pagi hari sekitar pukul 07.00-09.00 dan dan sore hari sekitar pukul 16.00-18.00. Penyiraman pada siang hari akan beresiko, alasannya yaitu justru menciptakan daun tumbuhan terbakar. Jika tumbuhan mengalami kekeringan pada siang hari, sebaiknya tidak buru-buru dilakukan penyiraman, alasannya yaitu anggrek tidak akan mengalami maut hanya alasannya yaitu kekurangan air selama beberapa jam. Penyiraman sebaiknya dilakukan setelah cuaca tidak begitu panas.


b. Media Tanam Bunga Anggrek
Media tanam bunga anggrek sangat mempengaruhi frekuensi dan volume pemberian air. Kualitas media tanam sangat besar lengan berkuasa pada kemampuan dalam hal menyerap dan mengikat air. Dengan demikian, frekuensi dan volume pemberian air antara media tumbuhan yang satu dengan media tanam yang lain berbeda-beda. Media tanam yang mempunyai daya serap air besar kebutuhan penyiramannya berbeda dengan media tanam yang berdaya serap kecil. Pada media tanam bunga anggrek yang mempunyai daya serap air bagus, menyerupai sabut kelapa, pakis, atau kadaka, membutuhkan penyiraman yang lebih sedikit yaitu cukup satu kali sehari. Sementara itu, pada media tanam yang mempunyai daya serap air rendah, menyerupai arang, becahan watu bata atau genteng, dan potongan atau serutan kayu, membutuhkan volume dan frekuensi penyiraman yang lebih tinggi.


c. Kondisi Cuaca
Pada cuaca panas, dengan terik sinar matahari tinggi, penyiraman dilakukan lebih sering dengan volume air yang lebih banyak, terutama pada media yang mempunyai daya simpan air rendah. Untuk tipe anggrek panas, penyiraman sebaiknya dilakukan setelah permukaan media tumbuhan tampak kering. Untuk tipe tumbuhan anggrek hirau taacuh penyiraman dilakukan dikala kelembaban udara dirasa cukup rendah dan temperatur tinggi.





Panen dan Pasca Panen
a. Panen
- Ciri dan Umur Tanaman Berbunga
Umur tumbuhan anggrek berbunga, tergantung jenisnya. Umumnya tumbuhan angrek dewasa
berbunga setelah 1-2 bulan ditanam. Tangkai bunga yang dihasilkan kira-kira 2 tangkai dengan jumlah
kuntum sebanyak 20-25 kuntum pertangkai.
- Cara Pemetikan Bunga
Untuk panen bunga anggrek perlu diperhatikan, pemotongan dilakukan pada jarak 2 cm dari
pangkal tangkai bunga dengan memakai alat potong yang bersih.
- Perkiraan Produksi
Bibit anggrek yang sudah remaja dan sehabis 2 bulan tangkai bunga akan menghasilkan 2
tangkai dengan jumlah kuntum 20-25 kuntum/tangkai.


b. Pasca Panen
- Pengumpulan
Pengumpulan bunga anggrek dilakukan menurut usul pasar. Jenis anggrek Dendrobium dapat
dipanen dalam bentuk:
a) Tanaman muda untuk bibit
b) Tanaman remaja untuk tumbuhan hias
c) Bunga potong
Tanaman muda untuk bibit biasa dijual dalam bentuk pot kecil, sedangkan tumbuhan dewasa
biasanya tumbuhan sudah berbunga. Untuk bunga potong dipilih tangkai yang kuntumnya paling banyak
sudah mekar (kuncup tersisa 1-3 kuntum).
- Penyortiran dan Penggolongan
Bunga dipilih yang bagus, tidak kena penyakit ataupun luka. Selanjutnya bunga dikelompokan
sesuai dengan kebutuhan menurut tingkat kesejukan atau ukuran bunga dengan maksud untuk
mempertahanankan nilai jual sehingga bunga yang manis tidak turun harganya.
- Penyimpanan
Penyimpanan bertujuan untuk memperlambat proses kelayuan bunga, sehingga dilakukan pada
saat:
a) Bunga gres saja dipetik sambil menunggu pemanen selesai.
b) Bunga yang telah dipanen tidak segera dijual atau diangkut.
c) Bunga mengalami perjalanan sebelum hingga ke konsumen.
Agar bunga tetap segar perlu adanya pengawetan dengan tujuan supaya penurunan mutu lebih
lambat bunga tetap segar. Usaha pengawetan bunga dillakukan dengan cara penempatan bunga dalam
larutan pengawet atau air hangat (38-43 C) selama 2 jam. Larutan materi pengawet tersebut antara
lain:
a) Larutan seven up dengan kadar 30 %.
b) 2 % larutan gula ditambah 2 gram physan (termasuk fungisida) dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
c) 2 % larutan gula ditambah 2 gram 8-hydroquinoline sulfat dan 1 gram asam sitrat per 10 liter.
d) Larutan gula kadar 4-5 % ditambah 0,2 gram quinolin per liter.
Pengawetan untuk bunga yang dikirim jauh yaitu dengan merendam tangkainya dalam larutan gula
dengan kadar 6-8 % selama 24 jam atau dimasukan dalam kantong plastik dan kadar karbon dioksida
(CO2) dinaikkan dengan memakai es kering atau disimpan pada ruangan dengan kondisi udara
antara 0-5 C.
- Pengemasan dan Pengangkutan
Setelah dilakukan pembersihan, pemilihan dan pengawetan bunga dendrobium potong dipak
melalui cara:
1) Setiap sepuluh tangkai dibungkus belahan pucuk dengan memakai kantong plastik tipis, ukuran
diadaptasi tergantung panjang tangkai.
2) Setiap pangkal tangkai dibalut kapas basah, kemudian dibungkus kantong plastik ukuran panjang 8 cm
dan lebar 4 cm.
3) Pembungkus bunga dan pembungkus pangkal tangkai digabungkan selanjutnya diikat dengan karet
gelang.
4) Bungkusan-bungkusan bunga disusun bersilang di dalam kotak karton yang berlubang hingga cukup
padat.
5) Kotak karton ditutup rapat dengan memakai carton tape.


EmoticonEmoticon

:)
:(
hihi
:-)
:D
=D
:-d
;(
;-(
@-)
:o
:>)
(o)
:p
:-?
(p)
:-s
8-)
:-t
:-b
b-(
(y)
x-)
(h)