Sejarah Pertama Istilah Om Telolet Om Menjadi Trending Topic di Medsos Dunia
Christine Franciska - @cfranciskaWartawan BBC Indonesia
'Om telolet om' mendadak jadi topik terkenal dunia di Twitter sebab dicuitkan oleh DJ-DJ terkenal. Tapi dari mana klakson telolet bermula?
Jika Anda membuka media umum ketika ini, linimasa Anda mungkin akan dipenuhi dengan guyonan lucu 'om telolet om'. Sebagian mulai mengeluh 'Aduh apa sih!' tapi sebagian lagi ikut dalam keriangannya.
Tak ada yang dapat lepas dari jeratan 'om tolelot om', bahkan Donald Trump, presiden terpilih Amerika Serikat tak lepas dari serbuan orang-orang yang memintanya membunyikan klakson bus.
Jika Anda gres keluar dari pertapaan di gua terpencil nun jauh di sana, inilah kisah singkatnya.
'Om telolet om' yakni sebuah teriakan yang biasa diucapkan oleh bawah umur di pinggir jalan ketika sebuah bus melintas dengan keinginan sopir akan membunyikan klakson yang unik. "Telolet telolet," begitu bunyinya.
Ini mendadak jadi terkenal Selasa (20/12) malam sesudah aneka macam DJ terkenal mencuitkannya. Tapi sebelum itu, video-video lucu memperlihatkan orang-orang remaja meminta 'telolet' ke supir bus sudah lebih dulu viral di Facebook. Tampaknya ada tren 'telolet challenge' dan 'demam telolet' yang sudah beberapa pekan menggerilya dari satu akun ke akun lain.
Dalam video-video yang memancing tawa itu, terlihat mulut kegembiraan tersendiri ketika Anda berhasil meminta supir membunyikan klakson dengan lambaian tangan dan teriakan, "Om telolet ommmmmm!" beramai-ramai.





Hingga isu ini ditulis, 'om telolet om' sudah disebut 445.000 kali di Twitter (menjadi salah satu topik terkenal dunia) dan juga disinggung lebih dari 80.000 kali di Facebook.
"Fenomena Om telolet Om menciptakan saya gembira sebab ternyata masih banyak orang asik di dunia ini. Seneng ya seneng aja gituuuu.....," cuit fotografer @arbainrambey.
"Indonesia giving the world the best meme to close 2016 in the best possible way. OM TELOLET OM," kata yang lain. (red- Indonesia memperlihatkan meme terbaik untuk menutup tahun 2016 dengan cara yang paling keren. OM TELOLET OM!)
Lainnya memberi peringatan serius. "Jangan hingga om telolet om diklaim oleh negara tetangga maka dari itu om tolong om @jokowi jadikan tanggal 21/12 sebagai libur hari telolet nasional."
Siapa yang pertama?



Tapi bagaimana telolet ini bermula? Siapa yang bertanggung jawab atas kegaduhan ini?
Zaenal Arifin dari Bismania Community menyampaikan bahwa bunyi klakson telolet sudah mulai terdengar satu dekade lalu. Klakson itu tidak spesifik dimiliki oleh jenis bus tertentu, melainkan hasil modifikasi yang dilakukan perusahan otobus (PO).
"Awalnya tiga corong, kemudian ada yang empat corong (lubang bunyi angin), bahkan ada yang enam lubang yang kemudian bunyinya dimodifikasi sesuai kreativitas," katanya. "Konsepnya menyerupai nada dering monophonicponsel, lagu-lagunya ondel-ondel, lagunya 'Jablay' Titi Kamal."
Dia mengklaim bahwa kebiasaan meminta klakson itu dimulai dari kebiasaan para penggemar bus yang sering memotret bus. "Sebagai balasan, supir bis biasanya kasih dimatau kasih klakson."
Adalah perusahaan otobus Efisiensi yang pertama mempopulerkan klakson telolet tersebut, kata Zaenal.
Manajer Komersil PO Efisiensi Syukron Wahyudi menceritakan bahwa sekitar 10 tahun kemudian pemiliknya, Teuku Eri Rubiansah, pergi ke Arab Saudi dan mendengar bunyi klakson yang unik.
"Mendengar bunyi klakson di sana berbeda, beliau tetapkan membeli untuk bisnya. Khususnya di bus reguler dari Cilacap Jogja, Purwokerto - Jogja, dan Purbalingga - Jogja."
Tapi awalnya klakson ini ternyata malah direspons negatif sebab suaranya yang dinilai terlalu keras. Sampai-sampai, pihak PO meminta sopir-sopir mereka tidak membunyikan klakson itu di tempat-tempat tertentu sebab masyarakat tidak terima dengan bunyi itu, kisah Syukron.
"Mulai disukai tiga empat tahun terakhir sebab mulai banyak PO-PO yang juga menggunakan. Di beberapa kawasan tertentu malah orang-orang minta klaksonnya dibunyikan. Kita merasa gembira juga, sebab dapat dibilang kita yang pertama yang pakai klakson tiga corong."
Sourche: bbc.com
Sourche: bbc.com
EmoticonEmoticon