Aceh Berduka, Lebih Dari 50 Orang Tewas Akhir Gempa Di Aceh

Share:

Aceh Berduka, Lebih Dari 50 Orang Tewas Akibat Gempa di Aceh

Warga menilik sebuah masjid yang amblas alasannya yakni gempa di Pidie Jaya, Aceh (7/12). (AP/Heri Juanda)

Tim SAR adonan masih mencari korban yang tertimbun reruntuhan bangunan, akhir gempa berkekuatan 6,4 SR di Kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireun, Aceh.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Sutopo Purwo Nugroho mengatakan, korban meninggal dunia gempa berkekuatan 6,4 Skala Richter di kabupaten Pidie Jaya dan Kabupaten Bireun, Provinsi Aceh terus bertambah.

Gempa terjadi sekitar 18 kilometer timur bahari Pidie Jaya pada Rabu (7/12) pukul 05.03 WIB.

Sutopo menyebutkan, jumlah korban meninggal dunia akhir gempa Aceh hingga Rabu siang berjumlah 52 orang. Sementara itu, 73 orang luka berat dan 200 orang luka ringan.

"Sampai dengan pukul 13.10 WIB, 52 orang meninggal, 73 orang luka berat dan 200 orang luka ringan. Kemudian 10 ribu orang santri terdampak. Diperkirakan korban masih akan terus bertambah, mengingat masih ada warga yang tertimbun oleh reruntuhan bangunan yang roboh. Data diperkirakan akan terus bergerak naik mengingat kerusakannya cukup masif," ujarnya.

Selain korban jiwa, gempa ini berdasarkan Sutopo juga merobohkan bangunan. Di antaranya 100-an rumah dan bangunan toko serta belasan masjid dan satu sekolah rusak berat.

Lebih 50 Orang Tewas Akibat Gempa di Aceh

Tim SAR adonan dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), TNI, Polri, Badan SAR Nasional, Palang Merah Indonesia (PMI), Tagana, relawan dan masyarakat telah melaksanakan operasi pencarian dan penyelamatan korban jiwa, khususnya di wilayah Kabupaten Pidie Jaya Aceh.

"Dan di lokasi ketika ini ribuan personel tim SAR adonan penanganan darurat. Tentara Nasional Indonesia mengerahkan 740 personel. Dari TAGANA 50 personel. Dari BPBD. Sehingga tim SAR adonan ini masih melaksanakan tanggap darurat. Baik itu pencarian korban dan penanganan warga terdampak," ujarnya.

BNPB, lanjut Sutopo, telah mengirimkan pemberian berupa logistik, kendaraan evakuasi, masakan siap saji, tenda, dan obat-obatan.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho dalam konferensi pers perkembangan gempa Aceh di kantor BNPB Jakarta (7/12). (VOA/Andylala Waluyo)

Pihak lain yang juga sudah menyalurkan pemberian yakni Palang Merah Indonesia (PMI) yang mengirimkan 500 paket keperluan keluarga, 10 ribu selimut serta rompi. Namun demikian kondisi di lokasi masih membutuhkan logistik masakan dan obat-obatan untuk penanganan warga terdampak.

"Kebutuhan mendesak yang ketika ini diharapkan yakni tenaga medis. Obat-obatan peralatan kesehatan. Makanan siap saji. Alat berat untuk keperluan penyelamatan dan masakan untuk masyarakat yang terdampak," ujarnya.

Kondisi tanggap darurat ketika ini diberlakukan di Provinsi Aceh, khususnya di Kabupaten Pidie Jaya, lanjut Sutopo. Belum dapat dipastikan hingga kapan kondisi ini akan diberlakukan.

"Pasti dalam kondisi menyerupai ini statusnya yakni tanggap darurat. Berapa usang tergantung kebutuhan. Biasanya tujuh atau 14 hari. Nanti sesudah 14 hari akan kita evaluasi, perlu ditambah atau tidak, dengan melihat kondisi di lapangan," katanya.
Sourche: voaindonesia.com

Advertisement
 
Advertisement
 


EmoticonEmoticon